Penyebab Disentri

Penyakit disentri adalahpenyakit yang biasanya disalah artikan sebagai diare. Padahal dua-duanya adalahpenyakit yang bertolak belakang meski gejalanya nyaris serupa. Hal ini mengakibatkan penyakit disentri tidak jarang terlambat ditangani, sehingga berdampak fatal. Inilah sebabnya pemahaman bakal penyakit ini diperlukan, terutama mengenai teknik pencegahan dan penyebab penyakit disentri.

Mengenal penyakit disentri

Penyakit disentri ada dua jenis, yakni disentri yang diakibatkan oleh bakteri Shigella dan disentri yang diakibatkan oleh Amoeba. Berdasarkan keterangan dari data WHO, penyakit disentri yang diakibatkan oleh bakteri Shigella ialah yang paling tidak sedikit diderita pada umumnya. Hampir 1,1 juta kematian orang di dunia disebabkan oleh disentri masing-masing tahunnya, dan 60% darinya ialah balita dan anak anak.

Gejala penyakit disentri

Gejala penyakit disentri yang paling gampang dikenali merupakan diare yang berisi bercak darah dan lendir. Ini disebabkan oleh usus dan organ pencernaan yang terinfeksi bakteri. Diare seringkali juga dibuntuti dengan rasa nyeri atau kram pada perut.

Gejala ini umumnya dilangsungkan antara satu hingga tiga hari dan bakal membaik dalam jangka masa-masa satu minggu. Sedangkan untuk menyembuhkan sakit disentri, anda bisa ikhtiar untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan obat herbal alami yaitu melia propolis. Buktikan sendiri keampuhannya.

Orang-orang yang bermukim di negara maju seringkali mengalami fenomena penyakit disentri yang lebih enteng jika dikomparasikan dengan mereka yang bermukim di negara berkembang dan negara tropis. Sedangkan guna frekuensi diare seringkali tergantung pada penyebab penyakit disentri tersebut sendiri.

Selain fenomena umum tersebut, terdapat fenomena khusus menurut jenis bakteri yang menginfeksi. Penyakit disentri yang diakibatkan oleh bakteri Shigella seringkali juga dibuntuti demam dan mual. Namun feses penderita ingin tidak berlendir atau berisi bercak darah. Sebaliknya lendir dan bercak darah ditemukan pada feses penderita penyakit disentri dampak Amoeba.

Penyebab Disentri

Penyebab disentri dipecah menjadi dua kategori, yakni bakteri dan amoeba.

Disentri Akibat Bakteri

Bakteri shigella mempunyai 4 jenis, yakni Shigella sonnei, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella dysenteriae. Shigella sonnei adalahpenyebab disentri yang sangat umum, sedangkan Shigella dysenteriae ialah penyebab disentri yang sangat parah.

Bakteri shigella yang ditemukan dalam tinja pengidap bisa menyebar melalui tidak sedikit cara, terutama dampak kebersihan yang tidak terjaga, misalnya:

•     Jika anda mengonsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi.
•     Karena pengidap tidak membasuh tangan sesudah buang air besar.
•     Apabila anda menyentuh benda atau unsur tubuh yang terkontaminasi bakteri sebab disentuh penderita yang tidak membasuh tangan.

Disentri Akibat Amoeba

Disentri amoeba atau amoebiasis diakibatkan oleh amoeba (parasit bersel satu) yang dinamakan Entamoeba histolytica. Penyakit ini seringkali ditemukan di wilayah tropis laksana Indonesia.

Setelah masuk lewat mulut, amoeba-amoeba menyusun kista yang terlindung dari asam lambung ketika masuk ke perut. Dari perut, kista bakal turun ke usus. Dinding pelapisnya lantas pecah dan mencungkil amoeba-amoeba yang akan menyebabkan infeksi. Mereka dapat membenamkan diri ke dinding usus dan mengakibatkan terbentuknya abses kecil dan ulkus (tukak).

Kista dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia. Jika standar kesucian rendah, contohnya tidak terdapat saluran pengasingan yang higenis, amoeba bakal mengkontaminasi lokasi sekelilingnya tergolong makanan dan air.

Risiko penyebaran disentri amoeba pun akan meningkat andai Anda bermukim di lingkungan:

•     Di mana tinja manusia dipakai sebagai pupuk.
•     Berada di sekitar dengan drainase pembuangan.
•     Dengan persediaan air bersih atau saluran pengasingan yang tidak memadai.
•     Yang padat penduduk, misalnya wilayah kumuh.

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah atau mengerjakan seks anal juga dapat menjadi hal risiko tertular disentri.